Dua pekan menjelang tahun ajaran baru, para pengusaha konveksi di Semarang, Jawa Tengah kebanjiran pesanan, terutama seragam sekolah. Meningkatnya permintaan pasar membuat para pengusaha mengeruk keuntungan cukup besar, lebih dari 75 persen dibanding hari biasa.
Salah satu yang kebanjiran order adalah Muhammad Dalail yang menjalankan usaha konveksinya di Jalan Purwoyoso, Ngalian, Semarang. Mesin-mesin jahit milik Amat--biasa dia dipanggil--seolah tak pernah berhenti bekerja. Amat dibantu 12 orang karyawannya bekerja hingga malam agar pesanan dapat diselesaikan tepat waktu.
Biasanya Amat hanya mengerjakan permintaan pasar tak lebih dari 10 lusin per hari. Namun, kini hingga 200 potong celana dan 175 baju seragam setiap hari. Dia mengaku sejauh ini tidak kesulitan mendapat bahan baku seragam sekolah karena pasokan bahan untuk konveksi dari pabrik tekstil setempat masih lancar.
Amat bersyukur dengan kondisi ini. Sebaliknya dia juga mengeluhkan minimnya tenaga penjahit yang terampil. Sebab setelah tahun ajaran baru ini lewat, akan menghadapi permintaan pada saat Lebaran. Demi mengejar target, sementara waktu konveksi Muhammad tidak menerima pesanan selain seragam sekolah.
Harga seragam buatan Amat bervariasi sesuai dengan tingkat sekolah siswa. Seragam sekolah dasar paling mahal Rp 29 ribu, sekolah menengah pertama Rp 35 ribu, dan sekolah menengah atas Rp 40 ribu. Selain dijual di tokonya, sebagian dikirim ke Rembang, Kudus, Pati, dan Purwokerto.
Salah satu yang kebanjiran order adalah Muhammad Dalail yang menjalankan usaha konveksinya di Jalan Purwoyoso, Ngalian, Semarang. Mesin-mesin jahit milik Amat--biasa dia dipanggil--seolah tak pernah berhenti bekerja. Amat dibantu 12 orang karyawannya bekerja hingga malam agar pesanan dapat diselesaikan tepat waktu.
Biasanya Amat hanya mengerjakan permintaan pasar tak lebih dari 10 lusin per hari. Namun, kini hingga 200 potong celana dan 175 baju seragam setiap hari. Dia mengaku sejauh ini tidak kesulitan mendapat bahan baku seragam sekolah karena pasokan bahan untuk konveksi dari pabrik tekstil setempat masih lancar.
Amat bersyukur dengan kondisi ini. Sebaliknya dia juga mengeluhkan minimnya tenaga penjahit yang terampil. Sebab setelah tahun ajaran baru ini lewat, akan menghadapi permintaan pada saat Lebaran. Demi mengejar target, sementara waktu konveksi Muhammad tidak menerima pesanan selain seragam sekolah.
Harga seragam buatan Amat bervariasi sesuai dengan tingkat sekolah siswa. Seragam sekolah dasar paling mahal Rp 29 ribu, sekolah menengah pertama Rp 35 ribu, dan sekolah menengah atas Rp 40 ribu. Selain dijual di tokonya, sebagian dikirim ke Rembang, Kudus, Pati, dan Purwokerto.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar