Salim, salah seorang perajin konveksi di Kabupaten Tegal, Kamis, mengatakan, saat ini penurunan daya beli pakaian dari masyarakat sangat drastis sementara produksi pakaian melimpah di pasaran karena tidak laku.
"Kami sadari dalam situasi ekonomi yang sulit, masyarakat cenderung akan lebih memenuhi kebutuhan pangan dari pada pakaian sehingga kondisi ini mengakibatkan perajin konveksi kolaps," katanya.
Menurut dia, perajin tidak mengalami masalah terhadap stok bahan baku dan biaya produksi tetapi yang menjadi hambatan mereka adalah penjualan hasil produksi yang sulit akibat situasi pasar lesu sedangkan dana usaha yang digunakan berasal dari pinjaman bank.
"Perajin konveksi rata-rata terjerat pinjaman bank yang memberikan bunga cukup tinggi sedangkan saat ini penjualan hasil produksi lesu," katanya.
Fauzi, perajin konveksi lainnya mengatakan, keterperukan pemilik konveksi di Kabupaten Tegal karena mereka tidak memiliki manajemen yang baik sehingga ketika situasi pasar lesu banyak perajin yang bangkrut.
"Keterpurukan usaha konveksi ini kami nilai akibat banyak perajin yang tidak menggunakan manajemen yang baik sehingga ketika dalam kondisi pasar yang tidak menentu mereka tidak siap," katanya.
Sekretaris Komisi B DPRD Kabupaten Tegal, Sorikhin, mengatakan, sebenarnya Pemkab Tegal sudah memberikan perhatian terhadap perajin konveksi di daerah itu tetapi mereka tidak mampu mengelola sejumlah bantuan yang telah dikucurkan.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar