Kebutuhan pakaian dan perlengkapan sekolah dipastikan menigkat hingga Juli 2009. Pasalnya, pada masa liburan sekolah, akan banyak yang memesan (order) pakaian untuk keperluan masuk sekolah nanti. Di sisi lain, hal ini akan menaikkan order usaha konveksi.
“Kondisi ini akan berdampak pada persaingan pasar yang semakin ketat. Untuk itu, para perajin konveksi, yang kebanyakan skala kecil menengah perlu menyiapkan strategi untuk persaingan ini,” kata Ketua Forum Daerah Usaha Kecil dan Menengah (Forda UKM) Cahyo Pramono, kepada MedanBisnis, Selasa (9/6).
Dikatakannya, peningkatan permintaan perlengkapan sekolah sudah menjadi siklus yang berulang setiap tahun. Artinya, setiap liburan dan menjelang masuk sekolah merupakan waktu yang tepat bagi pelaku UKM konveksi untuk meningkatkan produksi. Kondisi serupa juga akan terjadi pada perlengkapan sekolah lainnya, seperti tas, sepatu, dan perlengkapan pendukung lainnya.
Namun demikian, lanjutnya, persaingan pasar yang terjadi tidak hanya di pasar, mengingat ada sekolah yang sudah bekerja sama dengan pelaku usaha konveksi. Dengan kata lain, diantara pelaku UKM sudah ada yang memiliki pasar sendiri, tentunya dengan harga yang sudah disepakati sebelumnya.
“Biasanya yang menguasai pasar adalah pemain lama. Bahkan, para traders (pedagang perantara, red) juga ikut mengambil kesempatan ini. Pada prakteknya, mereka membeli kepada produsen dengan harga yang sudah ditetapkan,” lanjutnya.
Namun demikian, katanya, tidak jarang persaingan pasar yang semakin ketat justru menenggelamkan eksistensi pelaku UKM. Apalagi, tidak jarang dari mereka menerima orderan saja dahulu, baru bayar kemudian. Karenanya, perlu manajerial pemasaran yang baik.
“Bisa dengan cara menggunakan jasa marketing atau datang sendiri door to door ke sekolah-sekolah untuk melakukan kerjasama. Hal seperti inilah yang jarang dilakukan, Sehingga tidak sedikit diantara UKM konveksi yang kemudian tersisih,” tambahnya.
“Kondisi ini akan berdampak pada persaingan pasar yang semakin ketat. Untuk itu, para perajin konveksi, yang kebanyakan skala kecil menengah perlu menyiapkan strategi untuk persaingan ini,” kata Ketua Forum Daerah Usaha Kecil dan Menengah (Forda UKM) Cahyo Pramono, kepada MedanBisnis, Selasa (9/6).
Dikatakannya, peningkatan permintaan perlengkapan sekolah sudah menjadi siklus yang berulang setiap tahun. Artinya, setiap liburan dan menjelang masuk sekolah merupakan waktu yang tepat bagi pelaku UKM konveksi untuk meningkatkan produksi. Kondisi serupa juga akan terjadi pada perlengkapan sekolah lainnya, seperti tas, sepatu, dan perlengkapan pendukung lainnya.
Namun demikian, lanjutnya, persaingan pasar yang terjadi tidak hanya di pasar, mengingat ada sekolah yang sudah bekerja sama dengan pelaku usaha konveksi. Dengan kata lain, diantara pelaku UKM sudah ada yang memiliki pasar sendiri, tentunya dengan harga yang sudah disepakati sebelumnya.
“Biasanya yang menguasai pasar adalah pemain lama. Bahkan, para traders (pedagang perantara, red) juga ikut mengambil kesempatan ini. Pada prakteknya, mereka membeli kepada produsen dengan harga yang sudah ditetapkan,” lanjutnya.
Namun demikian, katanya, tidak jarang persaingan pasar yang semakin ketat justru menenggelamkan eksistensi pelaku UKM. Apalagi, tidak jarang dari mereka menerima orderan saja dahulu, baru bayar kemudian. Karenanya, perlu manajerial pemasaran yang baik.
“Bisa dengan cara menggunakan jasa marketing atau datang sendiri door to door ke sekolah-sekolah untuk melakukan kerjasama. Hal seperti inilah yang jarang dilakukan, Sehingga tidak sedikit diantara UKM konveksi yang kemudian tersisih,” tambahnya.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar