Diposting oleh Samino on Selasa, 30 Juni 2009

Pak Erick dan temen-temen yang lain, saya akan bantu sedikit mengenai usaha grosiran baju bayi, saat ini saya sendiri adalah produsen dan penjual grosiran baju dan kaos (anak dan dewasa)di toko baju. Untuk tahap pertama seperti yang Pak Roni info sebaiknya Pak Erick ambil beberapa barang dulu dari sumber yang murah di Tnh Abang atau di Surabaya (lebih deket ke Bali) kemudian mencari pasar dengan networking yang sudah dipunyai Pak Erick.
Bisa dimulai dengan ambil 10 sampai 30 Lusin dulu, dengan harga rata-rata untuk baju bayi per lusin sekitar 40.000 sampai 100.000 tergantung bahan dan desainnya. Kalo Pak Erick sudah punya pasar dan sudah membentuk pasar. Setelah itu Pak Erick bisa mulai dengan membuka Toko Baju di rumah sebagai tempat/tujuan dari pembeli untuk melihat produk Pak Erick. Kemudian untuk bisnis yang lebih serius lagi sebaiknya Pak Erick bikin merek sendiri dengan dan desain sendiri, tahap awal bisa minta dibuatkan ke konveksi di daerah Bali. Keuntungan Pak Erick punya merek sendiri adalah bisa menyebarkan ide desain dan kreatif untuk membuat baju dan biasa agak gemes juga ngeliat desain orang yg biasa-biasa aja tapi harga bisa mahal. Selanjutnya lagi bila Pak Erick berminat untuk membantu orang lebih banyak, saran saya beli aja mesin jahit dimulai dari unit. Karena bila kita punya mesin sendiri, punya merek sendiri, kita ingin berkreasi dan menampung semua ide sesuai permintaan pasar bisa cepat dilakukan, begitu juga costnya lebih murah dan harga jual bisa tinggi. Jadi kesimpulannya :
  1. 1. Test pasar dulu dengan membeli produk yang sudah ada dengan minimal order 20 – 30 lusin dengan mencari sumber yg murah
  2. 2. Jual dengan harga yang tidak perlu tinggi ke beberapa kenalan atau network yg sudah di punya
  3. 3. Evaluasi dari hasil pembelian dan penjualan kekurangan dan kelebihannya
  4. 4. Bangun toko baju untuk mempermudah pasar mencari produk kita (bisa offline atau toko di rumah atau kios atau di internet – seperti Pak Roni)
  5. 5. Buat merek sendiri dengan meniru dulu dari barang-barang yang bagus, dan promosikan merek tersebut untuk mengalahkan merek lain (yg kita beli)
  6. 6. Merek yg kita buat tentunya punya harga dan desain yg lebih kompetitif.
  7. 7. Desain sendiri (tanpa meniru) merek kita dengan konsep yang jelas dan market yg bagus, kemudian evaluasi lagi apakah desainnya disukai atau tidak
  8. 8. Biasanya tes desain dilakukan di perkumpulan ibu-ibu arisan, pengajian dan lain-lain, mungkin bisa di tanyakan pendapatnya, juga saudara dan temen2
  9. 9. Pada awal bangun merek sendiri biasanya dijahitkan di suatu konveksi dengan pertimbangan kita tidak ingin pusing soal produksi yang penting fokus ke penjualandi toko baju sendiri.
  10. 10. Sebaiknya punya mesin sendiri dimulai dari sedikit dan menjahit baju sendiri, memang untuk produksi kita dipusingkan dengan masalah tenaga kerja yang kurang bagus, tidak jujur dsb-nya. Tapi ini sebagai diversifikasi bisnis, nantinya selain jahit baju sendiri bapak bisa jahit baju atau merek orang lain.
  11. 11. Buat sistem yang bagus dari setiap bisnisnya dan siap-siap punya asisten untuk masing-masing bisnis, asiaten di toko baju, assiten di pemasaran, assisten bikin desain assisten, assisten yg ngatur produksi. Karena kalo dipikirin sendiri bisa pecah juga pak kepalanya.
  12. 12. Kalo sistem sudah berjalan, seperti yang diajarkan James Gwee dan Yohanes Liem kemarin waktu TemNas, kita hanya bangun SDM-nya saja. Sering-sering ketemu dan ngobrol sama semua assisten dan semua karyawan.
Mungkin itu yang bisa saya sharing. Saat ini saya sudah mengerjakan yang no.1 sampai no. 10, saya tinggal meneruskan no. 11 dan 12. Sebagai informasi bisnis saya dimulai dari 3 tahun yang lalu, masih culun belum kenal sama temen-temen di milis ini dan belum jadi anggota EU. Kalo saya justru mulainya dari no.10, yang hasilnya kalo bagus cuma 2 kali dalem setahun, bulan lainnya gak ada order. Cuma pas dapet order, untungnya bisa 100% pak, biasanya kita dapet order buat seragam kantor, kaos promosi, kaos pemilu dsb. Maaf ini bukan berarti, kita punya kios di Mangga 2 dan Tnh Abang ga bisa jualan, urutan diatas bebas aja yaa. gak mesti setelah nomor 1 dulu kemudian nomor 2, tergantung caranya masing-masing Pak.
Kira-kira itu yang bisa saya sharing buat Pak Erick dan buat temen-temen yang lain. Biasanya pelaku bisnis di Tnh Abang dan Mangga 2 punya kenalan konveksi atau punya konveksi sendiri untuk memperkecil biaya, mereka juga desain sendiri, beli bahan sendiri, khusus beli bahan sendiri akan lebih menghemat biaya produksi pak. Wah nanti Pak Erick jadi konglomerat Garment nih kalo bisa bikin Kain atau Bahan sendiri, bisnisnya dari ujung ke ujung dan itu juga salah satu mimpi saya juga Pak.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar