Tampilkan postingan dengan label properti. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label properti. Tampilkan semua postingan

Tips Memilih Jasa Agen Properti

Diposting oleh Samino on Kamis, 21 April 2011

Broker properti profesional memiliki jaringan pemasaran yang cukup luas. Berarti kemungkinan besar rumah itu dapat terjual dengan cepat. Kita juga bisa hemat biaya iklan karena pihak mereka lah yang membiayai iklan dan biaya operasional untuk penjualan tersebut.

Memakai jasa broker properti profesional adalah salah satu cara untuk mempermudah urusan menjual rumah, apartemen atau tanah. Keuntungannya, kita tidak perlu disibukkan oleh tamu atau deringan telepon yang menanyakan penjualan properti. Ini berarti bisa menghemat waktu.

Namun di antara keuntungan tersebut di atas, ada hal-hal yang perlu dicermati. Lakukan hal itu untuk menghindari perselisihan. Hal-hal yang patut dicermati jika ingin menjalin kerja sama dengan broker atau agen properti antara lain :

1. Di dalam perjanjian yang dibuat, pastikan hak dan kewajiban broker dan kamu. Lazimnya, broker itu menangani semua iklan, kunjungan calon pembeli, negosiasi, termasuk segala biaya yang akan timbul dari proses pemasaran tersebut.

2. Jangka waktu perjanjian lazimnya selama tiga bulan. Selama periode tersebut, jika rumah terjual, fair jika si broker mendapatkan komisinya, walaupun penjualannya tidak melalui broker. Alasannya karena mereka telah bekerja dan mengiklankan properti yang dijual. Setelah waktu tiga bulan, perhatikan klausul ini. Lazimnya ditentukan bahwa walaupun setelah masa perjanjian berakhir, namun jika yang membeli itu adalah orang yang pernah diundang, maka broker tetap berhak atas komisinya. Identitas pembeli itu sendiri berdasarkan data yang ada di buku tamu, yang biasanya disediakan pada saat open house.

3. Untuk penentuan harga jual memang tetap ada di tangan pemilik property. Jika ada perubahan harga penawaran harus dengan persetujuan pemilik.

4. Ketentuan atas besaran komisi broker, harus jelas dan tegas di dalam perjanjian tersebut. Masing-masing pihak akan menanggung beban pajak, termasuk pajak penghasilan (PPh) dan komisi broker tersebut.

5. Jangan memberikan legal document (sertifikat) asli, cukup fotokopi yang diberi tanda silang di tengahnya.

6. Contact person dari perusahaan jasa broker tersebut harus jelas. Broker yang bersangkutan harus anggota AREBI (Asosiasi Real Estat Broker Indonesia) agar mudah mengontrolnya jika dirugikan.

7. Jika masih ragu terhadap bahasa yang tertera di dalam perjanjian itu, lebih baik bertanya kepada konsultan hukum. (*)

sumber

More aboutTips Memilih Jasa Agen Properti

Kenaikan Harga Semen Mempengaruhi Bisnis Properti

Diposting oleh Samino on Kamis, 31 Maret 2011

JAKARTA (EKSPOSnews): Para pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) terus memantau potensi kenaikan harga semen yang akan mempengaruhi biaya produksi rumah. Selain semen, potensi naiknya harga besi dan Bahan Bakar Minyak (BBM) juga menghantui pengembang hunian di Indonesia.

Hal ini diuatarakan Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso, Selasa 29 Maret 2011.

"Kalau memang naik, pengaruhnya akan besar. Karena daya serap (semen) terhadap biaya produksi mencapai 30%. Kita belum berandai-andai, belum ada angka kenaikan harga (rumah). Kita dan posisi wait and see," tambahnya.

Saat ini, lanjut Setyo, para anggota REI memfokuskan diri pada efek lanjutan jika benar harga semen, besi dan BBM dipastikan naik di medio 2011. Potensi penurunan permintaan konsumen bisa saja terjadi karena harga jual rumah naik akibat meningkatnya biaya produksi.

"Kita akan lihat pasar. Apa mempengaruhi daya beli konsumen. Karena belum naik. Jika benar naik, tentu berpotensi turunnya permintaan. Jadi harus ada inovasi," ungkapnya.

Namun saat elemen biaya produksi diatas meningkat, baru akan mempengaruhi harga jual properti di periode mendatang. Sedangkan pada persediaan yang ada, belum ada kenaikan. Pasalnya bahan baku produksi telah dipesan pengembang jauh-jauh hari.(dtf)
More aboutKenaikan Harga Semen Mempengaruhi Bisnis Properti

Tips Berinvestasi di Sektor Usaha Properti

Diposting oleh Samino on Selasa, 22 Maret 2011

Banyak orang beranggapan properti merupakan salah satu pilihan utama investasi terbaik. Bahkan, pada saat ekonomi pasang surut, properti tetap menjadi investasi menguntungkan.

Persoalannya, terkadang investor terjebak dalam investasi properti. Mereka bisa keliru lantaran masih menggunakan emosi saat memilih dan menentukan properti sebagai investasi.

"Sekitar 85 persen orang membeli properti karena emosi," katanya pada Seminar Smart Investment in Financial Crisis di Marketing Gallery Rasuna Epicentrum Kuningan Jakarta, 11 Maret 2009.

Lantas, bagaimana memilih investasi properti yang memberi hasil maksimal?

Menurut dia, ada lima unsur penting bagi calon investor untuk memilih dan menentukan investasi properti.

Pertama, calon investor harus jeli melihat waktu yang tepat untuk membeli properti. Prinsipnya adalah membeli di saat harga rendah dan menjual saat harga tinggi.

Sekarang, menurut Panangian, adalah Buyer's time atau pembeli berada di atas. Pada keadaan tersebut, harga akan tertekan secara absolut meskipun secara nominal tidak turun. "Kalau harga tahun lalu Rp 1 miliar dan tahun ini sama, artinya secara riil harga turun. Inilah waktunya membeli," katanya.

Dia memperkirakan siklus properti akan kembali booming dalam tiga empat tahun ke depan atau sekitar 2012.

Kedua, calon investor harus memilih lokasi prima. Istilah properti berdasarkan lokasi, lokasi dan lokasi menurutnya sangat tepat digunakan. Lokasi pusat kota merupakan kawasan berprospek dengan jaminan kenaikan terus menerus atau lokasi dengan kemungkinan harga akan terus meningkat dengan adanya pembangunan.

Lokasi strategis dan prospektif biasanya berada di segitiga usaha perkantoran, bisnis dan pertumbuhan ekonomi. Di Jakarta lokasi tepat untuk menanamkan investasi properti, diantaranya kawasan Central Business District (CBD), Kemang, Pondok Indah, dan Kuningan.

Ketiga, calon investor harus memperhatikan sumber pembiayaan. Di sini, investor harus kreatif apakah memilih kas, kredit atau kas bertahap untuk membiayai investasi. "Tergantung kemampuan investor dan keadaan," katanya.

Keempat, calon investor perlu mencermati apa saja jenis investasi yang berprospek. Jenis properti berupa kantor, kondominium dan ritel masih prospektif sebagai lahan investasi.

Pengembalian kapitalisasi ketiga jenis properti ini memberikan jaminan yang lebih cepat. Tingkat pengembalian apartemen dan kondominium menempati posisi teratas dengan pengembalian berkisar 8 - 12 persen. Tingkat pengembalian sewa kantor 7 - 10 persen dan ritel seperti kios dan toko sebesar 5 - 9 persen.

Kelima dan tidak kalah pentingnya memilih pengembang yang memiliki reputasi pada bisnis. Bagi calon investor penting untuk melihat pengembang agar investasi yang ditanamkan bisa menghasilkan. Ketepatan waktu, kualitas dan ketepatan sesuai kontrak harus menjadi pertimbangan utama.

Pada kondisi dimana pembeli adalah raja, Panangian menyarankan pengembang agar mendekatkan diri dengan konsumen. Caranya dengan mengikutkan investor mengawasi pembangunan dan kualitas dengan waktu delivery yang tepat.


VIVAnews


More aboutTips Berinvestasi di Sektor Usaha Properti