Home » All posts
Tips Memilih Fotografer Wedding
Diposting oleh Samino on Minggu, 07 Juni 2009
Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia fotografi digital dan trend foto pre-wedding maupun candid dalam prosesi pernikahan maka menjamurlah fotografer-fotografer profesional baru yang mencoba peruntungannya di bidang bisnis wedding photography, sebagian besar dari mereka berangkat dari fotografer amatir yang menyukai seni lukis cahaya untuk kemudian melirik bisnis ini dan mencoba untuk membanting stir menjadi fotografer profesional. Namun sebagian memang ada yang berniat menjadi fotografer sebagai profesi, mengambil beberapa kursus bahkan sekolah fotografi menyediakan budget besar untuk peralatan dan menjadi fotografer profesional.
Memilih fotografer untuk mengabadikan momen pernikahan kita (yang tidak akan pernah terulang) adalah salah satu pilihan yang cukup sulit, beruntung bagi mereka yang memiliki budget besar, mereka tinggal memilih deretan fotografer yang sudah memiliki “nama” atau tergabung dalam photo studio yang merupakan jaminan mutu akan kualitas hasil. Sementara bagi mereka yang memang mendambakan “best value”, tersedia puluhan mungkin ratusan fotografer profesional yang menawarkan paket terjangkau dengan kualitas yang bagus.
Namun memilih satu dari ratusan fotografer profesional yang tidak pernah kita kenal sebelumnya terasa seperti membeli kucing dalam karung, berdasarkan pengalaman dan sharing beberapa teman, walaupun kita bisa melihat portofolio mereka, namun tetap saja terkadang konsistensi dalam menciptakan foto yang berkualitas memiliki variansi yang cukup besar (no personal offense loh... but peace buat yang merasa... :) )
Nah berikut adalah beberapa tips dalam memilih fotografer wedding yang saya dapatkan dari ezinearticle.com dan sudah diterjemahkan dengan sedikit ubahan sesuai dengan kultur dan kebiasaan yang ada di Indonesia, agar terbaca lebih nge-Indonesia :)
1. Availability
Jika anda termasuk orang yang “beruntung”, anda akan mampu untuk menyewa fotografer terbaik yang ada di Jakarta untuk mendokumentasikan pernikahan anda yang berlangsung di Padang, namun kebanyakan orang lebih memilih untuk menyewa fotografer lokal, seseorang dengan biaya transportasi yang wajar. Dan juga dikarenakan banyaknya fotografer yang akan sibuk di hari sabtu / minggu, pastikan calon fotografer anda available di hari pernikahan anda
2. Kemampuan (Skill)
Fotografi dalam sebuah pernikahan lebih dari sekedar membidik dan men-klik. Ia juga melibatkan peralatan yang baik dan keahlian / kemampuan seorang ahli. Segalanya adalah digital saat ini. Peralatan apa yang akan mereka gunakan? kamera, lensa, flash? Lalu bagaimana dengan reputasi perusahaan / studio mereka? Bagaimana tanggapan orang lain tentang skill mereka dalam mengambil foto pernikahan? Apakah contoh (portofolio) dari hasil kerja mereka sebelumnya tersedia?
3. Personality
Apa yang akan terjadi jika anda bekerja dengan mereka? Apakah mereka tipe orang yang suka menekan (Pushy), selalu mencoba untuk membuat anda memilih paket mereka yang termahal? Atau mereka menawarkan beberapa pilihan dan memberikan kesempatan anda untuk memilih? Apakah mereka cenderung untuk mengambil alih atau menyesuaikan diri? Bagaimana cara mereka bekerja dalam menghadapi anak-anak kecil di pesta pernikahan anda?
4. Harga
Tentunya, Biaya untuk menyelanggarakan pesta pernikahan di
5. Pelayanan
Seberapa cepat mereka mampu memperlihatkan hasil gambar? Beberapa fotografer bahkan mampu untuk memperlihatkan hasil foto pernikahan kita disela-sela resepsi kita dan itu adalah sebuah sentuhan yang baik. Seberapa cepat cetakan dapat dibuat? Bagaimana mereka akan menampilkannya di web atau CD? Dan seberapa cepat?
6. Pilihan
Fotografer yang baik akan memiliki rentang variasi pilihan yang lebar untuk dipilih. Apakah anda menginginkan foto diambil pada saat gladi resik? Apakah foto utama akan diambil sebelum atau sesudah acara pernikahan? Apakah mereka memiliki saran yang kreatif untuk membuatnya menjadi spesial? Apakah foto dapat dicetak oleh orang lain dalam keluarga?
7. Integritas
Janji adalah hal kecil namun penyampaian sebuah produk adalah sebaliknya. Apakah fotografer memiliki reputasi yang baik dalam hal ketepatan waktu atau bahkan lebih cepat datang untuk pernikahan anda? Apakah mereka menepati janji yang pernah ditawarkan? Apakah mereka tetap tinggal selama yang dibutuhkan untuk mengambil setiap momen yang ingin kita ingat?
Tips Memakai Sepatu Berhak Tinggi
Diposting oleh Samino on Jumat, 05 Juni 2009
Wanita tidak bisa hidup tanpa sepatu berhak tinggi, dan pria tidak bisa menahan wanita untuk memakai sepatu tersebut.
Sepatu wanita berhak tinggi merupakan suatu barang yang seolah-olah wajib dimiliki wanita, tidak peduli sakit, tidak nyaman dan perasaan tersiksa. Mengapa wanita masih saja memakainya walaupun dengan sekian rasa yag tidak nyaman. Apakah ini yang mereka sebut “No pain, no Vain.”
Beberapa diantara mereka merasa belum lengkap tanpa mengenakan sepatu berhak tinggi, diantara mereka memerlukannya untuk menambah ketinggian (empat sampai lima inchi atau lebih), beberapa merasa percaya diri dan seksi bila berjalan mengenakan sepatu berhak tinggi, dan biasanya sangat mudah tergoda pada sepatu-sepatu dengan design yang elegan. Ini ibaratnya sebuah “kecanduan”.
Ketika seorang wanita melihat sepasang sepatu, ia akan mudah jatuh cinta, dia mencobanya, kemudian berjalan dan akhirnya membelinya tanpa memperdulikan harga. Mungkin, sebagian besar wanita dilahirkan dengan kemampuan bertahan pada rasa sakit padahal itu merupakan kesia-siaan.Berikut beberapa tips yang dapat membantu para wanita berjalan lebih tinggi, cantik dan seksi dengan mengurangi sakit.
Pertama, hindari tempat-tempat yang sulit untuk dilewati. Jangan berjalan di atas bebatuan, hindari saluran yang tertutup, lempengen semen dengan lubang di dalamnnya. Tidak hanya jalan berbatu, jalan berumput, jalan yang lembutpun merupakan tempat yang mungkin menyebabkan goresan dan merusak sepatu tinggi Anda.
Kedua, hati-hati ketika naik tangga jalan, atau naik kereta karena hak sepatu Anda akan mudah masuk pada sela-sela tangga jalan. Untuk menghindari rasa malu, pakailah jantung kaki Anda saat naik tangga atau kereta, angkat kaki Anda sedikit lebih tinggi dari biasanya.Ketika berjalan ditempat yang menurun, dorong badan Anda kebelakang sedikit dan santai. Jangan mengikuti tarikan gravitasi, Anda akan tertarik, tersandung dan jatuh. Ingat bahwa Anda harus terlihat elegan dengan hak tinggi itu!
Ketiga, Hindari rasa sakit. Untuk mengindari luka lecet dan melepuh akibat merekatkan plester pada bagian sensitif dari kaki Anda, khususnya belakang tumit dan bagian jari kaki. Pakailah plester yang sesuai dengan warna stocking, jika tidak, gunakan plester yang transparan sebagai pengganti. Pepatah Cina mengatakan gigit bagian belakang sepatu sebelum Anda memakainya, sehingga sepatu tidak akan menggigit Anda. Istirahat kapanpun Anda bisa. Istrirahatkan kaki Anda di tempat duduk atau di pemberhentian bis. Cobalah untuk mengurangi berdiri atau berjalan, cegahlah merasa capai pada otot.
Sumber : www.keluargasehat.com
Memiliki KungFu Fighting
Diposting oleh Samino
Hallo teman-teman sudah nonton Kungfu Panda, yang luar biasa Antusias itu.
Semua pasti pernah mendengar film Kung Fu Panda, walau mungkin belum nonton tapi Pasti pada tahu film tersebut. Diceritakan Po Suka melihat turnamen kung Fu siapa sangka si Po Bisa masuk dan akhirnya punya kesempatan untuk berlatih bersama monyet hebat, macan tutul, dan teman-temannya yang lain. Yang lainnya telah merintis terlebih dahulu masuk kedunia kung Fu. Karena tindakan bodohnya mencoba masuk melihat turnamen kung Fu, Po dengan berbagai cara dan sangat semangat berapi-api mencoba masuk untuk melihat turnamen tahunan kung Fu(kita bisa belajar dari semangat antusias si Po) dan Ketika Po masuk stadion tiba-tiba dia di nobatkan jadi master/penyelamat oleh si kura-kura tua (guru).
Nah, coba kita perhatikan Po si bodoh, akhirnya bisa sukses hebat dalam ilmu KungFu-nya, Bagaimana caranya, rupanya dia memiliki semangat, mau belajar, belajar dan belajar, seperti dalam musik KungFu Panda, bahwa setiap orang sebetulnya memiliki semangat jiwa KungFu, Memiliki Kungfu Fighting, Nah, miliki Semangat KungFu di dalam diri Anda, untuk meraih kesuksesan yang lebih tinggi.
Bisnis Reparasi Mesin Jahit
Diposting oleh Samino
Meski bekas, mesin-mesin jahit itu masih dalam kondisi layak pakai dan memang banyak dicari orang. ''Biasanya yang mencari mesin-mesin jahit ini tukang jahit. Tapi, mereka mencari yang kualitasnya masih bagus,'' kata Burhan, pemilik toko mesin jahit Lampung Jaya, yang melayani jual-beli dan reparasi mesin jahit tersebut. Ia dibantu oleh dua orang karyawan.
Bisnis reparasi dan jual-beli mesin jahit itu bermula ketika orang tuanya, H Bustami yang memiliki bisnis konfeksi, bangkrut pada 1980-an. Saat itu yang tersisa hanya sekitar 10 unit mesin jahit. Maka, berbekal pengetahuan mereparasi mesin konfeksi Bustami segera 'banting setir' dengan membuka usaha reparasi mesin jahit. ''Kami sudah punya pengalaman tentang mesin jahit sehingga proses perubahannya tidak sulit,'' kata Burhan.
Meski ongkosnya murah, reparasi mesin jahit menjadi pemasukan utama dibanding penjualan mesin jahit second. Setiap hari orang yang memperbaiki mesin jahit masih terus berdatangan. Rata-rata sehari ia melayani lima orang pelanggan. Setiap mesin diperbaiki selama maksimal tiga hari.
Reparasi mesin jahit juga dilakukan Yuniko Suyadi, wirausahawan lainnya. Ia memilih mendatangi pelanggan ketimbang membuka kios. ''Kalau memiliki kios saya harus memikirkan tempat, membayar karyawan. Urusannya banyak. Lebih baik begini saja,'' katanya beralasan.
Yuniko menetapkan tarif bukan berdasarkan jenis kerusakan, namun lokasi yang harus didatanginya dan waktu yang diperlukan. Ia juga sering kali memberikan layanan gratis bagi pelanggan tertentu. Ia pun kerap berperan bagaikan konsultan karena diminta bantuannya mencarikan mesin jahit sesuai kebutuhan pelanggannya. Untuk hal ini ia membebaskan pelanggannya untuk membeli mesin jahit sesuai dengan keinginan mereka.
Setiap kali mereparasi, pelanggan diberitahu jenis kerusakan dan cara memperbaikinya. Sehingga, apabila suatu saat mesin jahit kembali rusak mereka bisa memperbaiki sendiri. Bermodal ketulusan hati itu Yuniko memiliki pelanggan hingga Jayapura walaupun tak memiliki kios. ''Saya hidup untuk melayani, bukan uang semata. Saya senang kalau melihat orang lain bisa maju,'' katanya merendah.
Dunia mesin jahit bukan sesuatu yang baru baginya. Sebelum mandiri ia sempat bekerja di beberapa perusahaan yang menjual mesin jahit. Pria yang belajar mereparasi secara otodidak ini pernah berupaya beralih profesi. Namun, beberapa pelanggannya kerap meminta tolong menangani masalah yang berhubungan dengan mesin jahit sehingga itu membuatnya kembali menekuni bisnis mesin jahit.
Penjualan
Bisnis yang menyertai selain reparasi mesin jahit adalah penjualan mesin jahit bekas. Burhan menjual dengan harga bervariasi tergantung pada merek dan kondisi. Untuk mesin jahit klasik, maksudnya tidak banyak menyediakan fungsi seperti Butterfly atau Singer, dijual dengan harga sekitar Rp 300 ribu. Mesin jahit bekas multifungsi dengan perlengkapan elektrik bisa mencapai Rp 600 ribu hingga jutaan rupiah per unit, seperti merek Janome, Brother, Toyota, Singer, Pegasus, Juki, dan sebagainya. Untuk mesin jahit bekas ia memberi garansi hingga tiga bulan. Sedangkan mesin jahit baru garansi diberikan selama satu tahun. ''Makin bagus, garansinya makin lama,'' tutur Burhan
Burhan mengaku bisnis penjualan mesin jahit dalam dua tahun ini relatif sepi. Apabila sebelumnya ia bisa menjual 40 hingga 50 unit mesin jahit per bulan dengan omzet Rp 30 juta kini ia hanya mampu menjual 20 unit per bulan dengan omzet tidak lebih dari Rp 20 juta dengan keuntungan tidak lebih dari 10 persen.
Hal serupa juga diakui Toni, karyawan PD Aneka Mesin Jahit. Dalam dua minggu ini bisnis penjualan mesin jahit agak sepi. Ia menduga hal itu karena menjelang pilpres pada 20 September mendatang. Yang masih bisa diharapkan adalah perbaikan mesin jahit. Harga servis yang dikenakan pada setiap unit mesin jahit sebesar Rp 25 ribu. Itu belum termasuk penggantian suku cadang. ''Yang datang untuk servis beberapa orang, perbaikannya paling hanya satu sampai tiga hari.''
Kisah Mesin Jahitku
Diposting oleh Samino
Menjelang maghrib, sekitar 18 tahun lalu, aku naik becak bersama ibu membawa sebuah mesin jahit. "Mengapa malam-malam sih Bu?" tanyaku yang waktu itu berusia lima tahun, "Biar tidak dilihat orang." Jawab ibuku. Setelah agak besar, aku baru memahami maksud ibuku membawa mesin jahit itu malam-malam, yaitu supaya si penjual mesin jahit tidak malu.
Mesin jahit tersebut milik orangtua temanku, tetanggaku sendiri, sebut saja namanya Siti. Bapak Siti dahulunya adalah seorang penjahit, namun sejak menderita sakit jantung dan harus keluar masuk rumah sakit, pekerjaannya terhenti. Ibu Siti adalah penjual jamu keliling yang penghasilannya tak seberapa. Untuk biaya hidup dan pengobatan, mereka terkadang harus menjual barang-barang yang ada di rumah, termasuk mesin jahit.
Ibuku sendiri sebenarnya tidak pandai menjahit, karena niatnya ingin menolong tetangga maka ibuku pun bersedia membeli mesin jahit itu. Tak lama setelah urusan jual beli itu, bapak Siti meninggal.
Sebelas tahun kemudian, usaha bapakku mengalami kebangkrutan. Keadaan ekonomi keluarga kami demikian terpuruk, sementara bapak sendiri seperti sudah patah semangat. Di saat itulah ibu mengambil peran, sebisanya.
Ibu tidak mempunyai keterampilan yang dapat dikomersilkan. Satu-satunya keterampilan yang dimiliki adalah menjalankan mesin jahit, hal ini tidaklah istimewa, sebab sewaktu masih SD aku pun bisa melakukannya.
Bermula dari mesin jahit itu, tetangga menyarankan untuk menjahit produk sekali pakai yang dihasilkan oleh sebuah perseroan di Bantul. Bahan dan potongannya sudah siap, ibu tinggal mengambil di tempat yang telah ditentukan, kurang lebih 7 km dari rumah. Upah yang diperoleh setiap produknya saat itu antara 10 hingga 90 rupiah, bergantung jenis produk dan tingkat kesulitan pengerjaannya.
Dengan tekun, ibu terus mengambil jahitan dan menyelesaikannya tepat waktu. Karena usahanya itu, ibu pernah mendapatkan hadiah dan penghargaan sebagai karyawan teladan.
Beberapa tahun kemudian, seiring dengan semakin berkembangnya perusahaan, perseroan tersebut membuka cabang di dekat rumah. Ibu yang dikenal baik oleh pimpinannya, diserahi tanggung jawab untuk menunggunya. Sejak itu, ibu bekerja tetap.
Itu semua tidak lepas dari hadirnya mesin jahit itu. Ibu mengatakan bahwa harta yang barokah akan menghasilkan manfaat yang lebih besar. Mesin jahit itu dulunya dimiliki dengan tujuan baik, maka hasil yang diperoleh juga baik.
Kehadiran mesin jahit itu telah memberikan manfaat yang banyak bagi keluarga kami. Pertama, mengantarkan ibu untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji tetap dan beberapa tunjangan. Kedua, tempat kerja ibu tidak jauh dari rumah, sehingga cukup ditempuh sepuluh menit dengan sepeda. Ketiga, di tempat kerjanya, ibu sering menjual barang-barang seperti baju, perabot rumah tangga, dan lainnya dengan cara potong gaji (ini tidak sulit, karena ibu juga bertanggung jawab atas penggajian karyawan). Bahkan, ada beberapa orang yang menitipkan makanan untuk dijualkan. Keempat, orang-orang yang mengambil jahitan pada ibuku adalah ibu-ibu dusun yang masih mempunyai rasa kekeluargaan tinggi, karenanya tidak jarang mereka membawakan makanan, bumbu dapur, dan barang-barang untuk ibu. Kelima, di rumah, ibu masih sempat menerima jahitan untuk mengisi waktu luang, hal ini juga menjadi tambahan penghasilan.
Dari semua rezeki itu, ibu mampu membiayai sebagian besar biaya pendidikan kami, dua di perguruan tinggi dan satu di SMK. Selain itu, mesin jahit yang terbuat dari kayu jati tersebut mempunyai keistimewaan, jarang rusak. Jika ada orang yang menawarnya, ibu akan langsung menggeleng, sambil berkata "Maaf, tidak dijual".