Konsep Bangunan Tahan Gempa

Diposting oleh Samino on Selasa, 27 Oktober 2009

Gempa bumi adalah suatu fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan kerugian baik harta maupun jiwa bagi daerah yang ditimpanya relatif waktu singkat.

Bangunan tahan gempa pada pokoknya adalah bangunan yang dibuat untuk meminimalkan kerugian baik korban jiwa maupun harta benda. Jadi bukan membuat bangunan yang sama sekali tidak rusak jika terkena gempa bumi, yang mana untuk membuatnya membutuhkan biaya sangat besar. Namun, memang ada bangunan yang dibuat demikian, yang digunakan untuk rumah sakit, kantor pemerintahan, bangunan ibadah yang besar, museum, instalasi kelistrikan maupun nuklir.

Prinsip-prinsip membuat konstruksi bangunan tahan gempa antara lain, bangunan tahan gempa haruslah terencana dan teratur secara geometri. Bagian yang menahan beban dengan yang tidak harus dianggap sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi. Bangunan harus dibuat seringan mungkin. Bagian atap bangunan yang berat juga akan membahayakan struktur dan penghuni di bawahnya. Struktur yang direncanakan haruslah sesederhana mungkin sehingga jalur beban gaya vertikal maupun horizontal dapat dimengerti dengan mudah.

Denah sebaiknya dirancang dengan sesimetris mungkin, seimbang ukurannya antara bagian kiri dan kanan, depan dengan belakang bangunan. Dapat pula berbentuk bujur sangkar maupun lingkaran penuh. Struktur yang vertikal seperti tiang atau kolom dan kuda-kuda ditempatkan sedemikian rupa, sehingga dapat menerima beban terbesar. Semakin besar gaya vertikal, semakin besar pula ketahanan terhadap gaya gempa yang berguncang dan memuntir ke segala arah. Letakkan tangga, lift, dan eskalator sedekat mungkin dengan pusat bangunan.

Potongan vertikal bangunan sebaiknya berbentuk segi empat. Tinggi bangunan sebaiknya tidak melebihi empat kali lebar gedung. Struktur konstruksi bangunan sebaiknya dipilih yang monolit, berarti seluruh konstruksi bangunan dikonstruksikan dengan bahan bangunan yang sama karena pada saat terjadi gempa, bahan bangunan yang berbeda akan memberikan reaksi yang berbeda pula. Ketebalan pelat lantai pada bangunan bertingkat dengan ketebalan balok sebaiknya lebih besar daripada biasanya untuk menghindari getaran vertikal sejauh mungkin. Balok tidak boleh dibuat lebih besar daripada tiang tumpuannya agar tidak terjadi ketegangan tambahan.

Contohnya : Rumah Tahan Gempa dengan menggunakan balok beton fleksibel.

Balok beton fleksibel

Metode lain membuat rumah tahan gempa adalah dengan pembentukan balok beton fleksibel. Balok beton fleksibel tidak menyatu dengan lapisan dinding, tetapi hanya dihubungkan dengan pelat baja.

”Ketika terjadi gempa, struktur balok beton fleksibel itu dibebaskan bergerak. Namun, lapisan dinding dipertahankan tidak bergerak supaya terhindar dari keretakan,”

Pada prinsipnya, bangunan atau rumah tahan gempa itu menggunakan material yang ringan, tetapi kuat. Logikanya, ketika terpaksa harus runtuh akibat gempa, struktur bangunan dari material ringan itu tidak akan sampai mematikan.

”Di sinilah letak penting untuk kembali menengok cara-cara tradisional kita dalam mendirikan bangunan atau rumah dengan kayu dan bambu. Kemudian, atapnya berupa ijuk, dan sebagainya,”

Pemilihan material seperti kayu dan bambu memenuhi unsur ringan dan kuat, seperti pembuatan dinding dengan gedek atau rajutan bilah bambu itu jelas akan membentuk lapisan dinding yang ringan dan ramah terhadap gempa. Untuk menempuh kembali metode tradisional tersebut, langkah terpenting adalah membuat material yang lebih kuat dan tahan lama, seperti melapisi bambu dengan polimer.

Sumber dari : kompas.com

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar