Bicara dresscode ke kantor memang kadang membingungkan. Misalnya saja istilah kasual bisa diartikan berbeda-beda oleh orang yang berbeda. Ada yang mengartikannya terlalu resmi dengan kemeja dan dasi (untuk pria) atau rok dan blus (untuk wanita). Ada yang mengartikannya terlalu kasual dengan mengenakan sandal, T-shirt yang belel, celana jins yang robek-robek, bahkan dengan mengenakan anting-anting pada hidung. Meskipun trend model busana kantor dewasa ini cenderung menjadi lebih kasual, bukan berarti Anda bisa berbusana seenaknya. Karena pakaian menentukan kesan terhadap Anda.
Agar terlihat profesional, Anda perlu berbusana seperti profesional. Studi mengatakan, 95% penilaian karyawan dalam hal rekrutmen maupun promosi ditentukan oleh dua hingga tiga menit pertama kontak mata dengan karyawan tersebut. Pakaian dapat menentukan perasaan Anda. Bila pakaian Anda menarik dan rapi, Anda cenderung merasa lebih percaya diri, dan hal ini akan tercermin dalam perilaku Anda. Sebaliknya, bila pakaian Anda tidak menarik atau tidak rapi, Anda akan mengeluarkan reaksi negatif dan cenderung menarik diri dari rekan kerja, klien, dan atasan Anda.
Di bawah ini beberapa tips yang dapat diberikan mengenai dresscode di dunia perkantoran:
1. Jangan mengenakan koleksi pakaian yang ukurannya tidak pas. Apakah itu terlalu ketat, ataukah rok yang terlalu pendek. Untuk mendukung penampilan yang kasual, ukuran yang pas sangat penting. Coba perhatikan baik-baik pakaian Anda ke kantor, apakah terlalu longgar? Atau terlalu ketat?
2. Periksa lagi, apakah pakaian Anda sudah terlalu lama? Kemeja atau celana yang sudah terlalu sering dicuci kering sehingga warnanya memudar, seharusnya sudah disumbangkan ke tempat-tempat yang membutuhkan. Pakaian yang mahal dan berkualitas pun ketika sudah lama dapat kehilangan kesan profesionalnya.
3. Berikut ini sebaiknya tidak digunakan untuk koleksi busana kerja: celana pendek, tank top, sandal jepit.
4. Tidak semua perusahaan mengharuskan koleksi busana kantor yang tradisional, tetapi biasanya dalam wawancara kerja, mereka mengharapkan Anda berbusana formal. Jika Anda khawatir akan membuat kesan negatif karena penampilan Anda, sebaiknya Anda mengunjungi kantor tersebut pada hari-hari kerja untuk mengamati bagaimana busana para karyawan. Setiap divisi pun berbeda-beda, misalnya divisi engineering tentu saja akan berbeda gaya berbusananya dengan divisi sales.
5. Koleksi Busana kerja paling mendasar biasanya terdiri dari 2 setelan jas, 2 blazers, 3 celana panjang (untuk pria), 3 rok (untuk wanita), dan 10 kemeja atau blus. Bandingkan apa yang sudah Anda miliki dengan daftar di atas. Bila perbedaannya besar, jangan memaksakan diri membeli semuanya sekaligus. Biasanya perlu waktu beberapa tahun untuk membangun model busana efektif dan klasik. Bila gaji Anda tidak banyak dan tidak mampu membeli sebanyak itu, jangan kuatir. Beberapa pakaian bermutu tinggi akan lebih baik daripada satu lemari penuh dengan pakaian kualitas rendah.